Peringatan Hari Santri dengan Semangat Inovasi dan Kebersamaan di UK

London – Setiap tahun, ketika Hari Santri Nasional tiba pada 22 Oktober, jutaan santri dari seluruh Indonesia dan dunia memperingati dedikasi, kerja keras, dan kontribusi mereka terhadap masyarakat. Di Inggris Raya, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) menyelenggarakan serangkaian acara untuk memperingati Hari Santri 2024.

Dengan tema “Santri Berkarya, Indonesia Berjaya”, PCINU UK menunjukkan bagaimana pendidikan tradisional pesantren bisa menginspirasi inovasi dan kemandirian yang membawa pengaruh positif jauh melampaui batas-batas geografis.

Pada peringatan Hari Santri tahun ini, PCINU UK berupaya meng-highlight bagaimana nilai-nilai intelektualitas, spiritualitas, dan kekayaan budaya Indonesia pada akhirnya bisa bersanding dan saling mendukung satu sama lain.

Refleksi dan doa bersama

Kegiatan dimulai pada 17 Oktober 2024, dengan sesi Tahlil dan Doa Bersama. Acara virtual via Zoom ini menghadirkan Ustadz Nabil Satria dari Cambridge. Acara ini diadakan sejalan dengan kegiatan rutin yang memang dilaksanakan PCINU UK secara virtual. Hanya saja, pada tanggal tersebut, acara tersebut diadakan khusus untuk menyambut Hari Santri 2024.

Dalam sesi yang berlangsung melalui Zoom ini, Ustadz Nabil membahas pentingnya mempertahankan identitas keislaman dan keindonesiaan di tengah tantangan global. Mahasiswa S3 di Cambridge University ini juga membahas tentang berbagai peluang dan tantangan bagi santri.

Peluangnya di antaranya jumlah santri dan alumninya yang cukup besar serta banyaknya kebutuhan dan peran SDM yang bisa diiisi oleh santri. Misalnya di bidang pendidikan, ekonomi, sosial dan teknologi. Namun, beberapa tantangannya perlu menjadi perhatian. Yakni, dunia yang makin disruptif, berbagai megatrend yang muncul dan kemajuan sains yang pesat. Menarik akhirnya untuk bertanya apakah santri misalnya siap menghadapi isu isu AI dan genomics.

Terkait khusus santri dengan latar keislaman di Indonesia, berbagai peran bisa diambil khususnya ketika peluang dan tantangan di atas bisa dinavigasi. Nabil menjelaskan bahwa di antara peran tersebut adalah soft power diplomacy, membangun jejaring international, dan menyebarkan nilai nilai Islam moderat ke segala penjuru global.

Sesi ini menjadi wadah penting bagi para santri yang tersebar di berbagai penjuru UK untuk terus menuntut ilmu sambil senantiasa memperkuat tali silaturahmi, dan berbagi inspirasi dalam menjalankan tugas-tugas kesehariannya.

Dialog kebangsaan dan inovasi santri

Acara selanjutnya berlangsung pada tanggal 27 Oktober 2024 di Masjid Indonesia Islamic Centre (IIC) London, bertajuk SIRAMAN—Silaturahim dan Tasyakuran Hari Santri. Acara ini menampilkan dua pembicara yang telah menjadi representasi diaspora dan mahasiswa Muslim Indonesia di UK. Pertama, Ruly Achdiat, diaspora Indonesia di UK, Chief Architect, Technology Department of Dubai Economics & Tourism. Kedua, Yusuf Mannagalli, mahasiswa Master bidang Health Data Science, University College London.

Sesi dialog ini tidak hanya membahas pencapaian-pencapaian mereka sebagai diaspora santri dan Muslim Indonesia di UK, tetapi juga bagaimana ilmu yang diperoleh dari pendidikan pesantren dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah kontemporer dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia.

Dalam diskusi dengan dua diaspora tersebut, disampaikan bahwa para santri disarankan untuk makin banyak mengambil peran di dunia global dan di bidang-bidang sains. Untuk menjaga daya saingnya, santri diharapkan untuk senantiasa menjaga nilai-nilai profesionalisme, keberadaban, dan menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.

Kemudian, sesi tausyiah dibawakan oleh KH. Dr. Kaswad Sartono, dosen UIN Alauddin Makassar, Wakil Ketua PWNU Sulsel, dan Ketua PCNU Makassar. Beliau menekankan bahwa wawasan mendalam mengenai bagaimana nilai-nilai Islam dan pesantren mendukung pengembangan karakter dan kecerdasan emosional yang diperlukan untuk berhasil di era global.

KH Kaswad menyampaikan bahwa santri dan pesantren adalah bagian tak terpisahkan dari perjuangan masyarakat Indonesia untuk menuju peradaban yang maju. Keindonesiaan dan loyalitas santri terhadap NKRI tak perlu diragukan. 

Selain itu, santri dan pesantren adalah perwujudan sistem dan proses pendidikan yang mengajarkan tidak hanya kemajuan tapi juga nilai-nilai kearifan lokal dan tentunya ajaran-ajaran Rasulullah SAW.

Pada akhirnya, dialog bersama diaspora dan tausyiah di atas berkesimpulan bahwa santri dan pesantren senantiasa mengupayakan bukan hanya pendidikan yang berkemajuan tetapi juga pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat senantiasa mandiri dan berjaya.

Kekeluargaan dalam kemeriahan

Acara SIRAMAN berakhir dengan sesi makan bersama, dimana ibu-ibu Muslimat NU UK menghidangkan berbagai makanan khas Indonesia yang memanjakan lidah dan mengobati rindu tanah air. Terhidang berbagai makanan otentik Indonesia di antaranya Empal Gentong, Sayur Lodeh dan Sate Madura.

Kerinduan akan Indonesia tidak hanya terobati melalui makanan, tetapi juga melalui lantunan sholawat dan kebersamaan yang hangat. Ini menjadi bukti bagaimana nilai-nilai kekeluargaan dan kebersamaan masih sangat kental dalam kehidupan santri, bahkan di negeri orang.

Hadir dalam kegiatan ini berbagai jamaah yang terdiri dari Ibu-Ibu Muslimat yang sebagian besar tinggal di London. Juga hadir, berbagai mahasiswa Indonesia yang sedang mengenyam Pendidikan tinggi di UK. Mereka datang dari berbagai kota seperti Edinburgh, Leeds, Coventry, Birmingham, Bristol, dll.

Para mahasiswa ini sedang studi di berbagai kampus di UK baik untuk S2 maupun S3 seperti University of Bristol, University of Birmingham, University of Warwick, University of Edinburgh, University of Leeds, University College London, dll. Datang juga beberapa mahasiswa Indonesia yang baru sampai UK, umumnya mereka sedang belajar di SOAS.

Setelah ramah tamah dilakukan sesi obrolan ala NU, santai namun padat dan penuh makna khususnya bersama para mahasiswa baru yang hadir tentang keorganisasian NU dan Banom serta lembaga yang ada di UK baik tentang struktur kelembagaan, program serta tantangan-tantangannya dengan dipandu oleh Ketua PCINU UK Rosyid Jazuli dan Sekretaris Abdul Syakir.

Rangkaian acara Hari Santri di UK ini pada akhirnya merupakan manifestasi dari kekuatan dan potensi besar yang dimiliki oleh santri dalam membentuk masa depan Indonesia dan umat Islam secara global. Melalui pendidikan, refleksi, dan aksi nyata, mereka menunjukkan bahwa santri bukan hanya pewaris tradisi, tetapi juga pembawa perubahan yang inovatif dan relevan. (*)